Produksi : 20th Century Fox
Penulis : Michael Green
Sutradara : Kenneth Brannagh
Jenis Film : Kriminal, Drama, Misteri
Sinopsis :
Tentang perjalanan seorang detektif ternama, Hercule Poirot, yang sedang ingin beristirahat dari berbagai kasus yang harus ditanganinya. Perjalanannya untuk melintasi benua Eropa dengan sebuah kereta mewah ‘Orient Express’ menjadi pilihannya. Akan tetapi, rencananya gagal seketika karena terjadinya pembunuhan pada salah satu penumpang di kereta itu. Penumpang itu adalah Samuel Ratchett, di mana satu hari sebelum ia tewas, ia sempat meminta tolong kepada Poirot.
Hercule Poirot pun dituntut untuk kembali menangani kasus dalam kereta tersebut, yang akhirnya melibatkan sejumlah penumpang yang menjadi tersangka pembunuhan. Ia harus berpacu dengan waktu untuk memecahkan kasus tersebut sebelum terjadi pembunuhan berikutnya.
Review Film
Sebelumnya, saya gatel sih mau bilang kalau film ini tuh keren! KEREN! Super Cool…! Tapi, ini pendapat pribadi saya, tidak tahu dengan kalian. Karena setiap kepala itu memiliki pendapat yang berbeda. Betul? Oke, lalu kenapa sih saya bisa bilang film ini keren? Karena memang saya menyukai jenis cerita seperti ini untuk dibaca atau ditonton. Sebuah misteri tentang pembunuhan, yang pastinya akan memacu otak untuk berpikir dan terus mencari siapa pembunuh sebenarnya.
Nah, sekedar info, film ini diangkat dari buku Best Seller milik Agatha Christie dengan judul yang sama, yang sebelumnya juga sudah pernah difilmkan pada tahun 1974, dan meraih kesuksesan. Sepertinya di tahun 2017 ini, film ini juga akan mengulang kembali kesuksesannya. Karena saya belum membaca bukunya, maka saya akan benar-benar menjadi orang awam tentang cerita dalam film ini. Saya tidak akan bisa membandingkan antara film dan cerita dalam bukunya bagaimana.
Film ini diperankan oleh Kenneth Branagh sebagai Detektif Hercule Poirot, di mana ia juga menjadi sutradaranya. Pada awal cerita, Poirot diperkenalkan sebagai seorang detektif ternama yang sudah menangani banyak kasus dan satu-satunya detektif yang dicari untuk memecahkan kasus besar di negara lain. Poirot adalah detektif cerdas dan terbilang perfectionis. Diibaratkan, Poirot dapat menganalisa sebuah kasus tanpa butuh waktu lama. Hanya sekali pandang, ia akan tahu siapa pelakunya. Tingkat analisanya terhadap sesuatu itu sungguh istimewa, mungkin karena hal itu, ia pun dibutuhkan di intelegensi negara. Itu yang saya tangkap pada bagian awal cerita.
Saya sangat menyukai film yang berbau penyelidikan, seperti FBI, CIA, CSI dan lain sebagainya. Saya suka tentang bagaimana cara mereka mengumpulkan barang bukti, menginterogasi para tersangka, dan kemudian menyimpulkan siapa pembunuhnya. Saya menyukai bagaimana cerita itu mengalir dan mengungkapkan cara mereka menemukan si pembunuh. Akan tetapi, pada film ini berbeda. Melihat gaya Poirot di sini, rasanya saya justru jatuh cinta olehnya, bukan dengan bagaimana dia melakukan penyelidikan. Fokus saya sepenuhnya benar-benar untuk Poirot, si detektif dengan kumis panjang yang setengah melingkar.
Menurut saya, penyelidikan dan interogasi kepada para tersangka yang dilakukan itu terlalu singkat dan sederhana. Detail informasi yang didapat, saya rasa tidak terlalu banyak sebetulnya. Mungkin karena memang di sini, peran si Poirot dengan kemampuan analisanya yang cerdas itu adalah yang menjadi fokusnya. Atau mungkin juga karena dikejar oleh waktu yang mepet juga, takut akan ada pembunuhan berikutnya, akhirnya penyelidikan hanya seadanya. Ya, kedua kemungkinan itu bisa saja. Tapi, meskipun begitu tidak mengurangi ketertarikan saya sedikit pun terhadap film ini. Saya tetap menyukainya.
Kasus ini lebih banyak terungkap dari barang bukti yang tertinggal. Pernyataan para tersangka hanyalah pelengkap dari pemecahan kasus. Cerita ini mengalir sebagaimana mestinya. Alurnya tidak terlalu berbelit juga sih, bahkan kita dibuat berpikir keras tentang siapa pembunuh aslinya. Karena memang semua penumpang memiliki kemungkinan itu. Tidak hanya kita yang orang awam, yang bukan detektifnya, merasa kebingungan menentukan pelakunya, tetapi Poirot pun begitu. Ia merasa bahwa ini adalah kasus terberat yang sulit dipecahkan olehnya.
Di tengah kasus yang terasa rumit ini, mata kita akan disegarkan sedikit dengan pemandangan gunung salju yang menjadi rute Orient Express. Pengambilan gambar yang apik membuat saya semakin menyukai film ini. Terpesona lebih tepatnya. Di kereta yang sempit itu, rasanya bisa membuat penasaran penonton juga bagaimana bisa mereka mengambil gambar sebaik itu. Nuansa di ‘masa jadul’ itu pun cukup ngena bagi saya, karena saya bukan orang yang menyukai film dengan nuansa jadul. Tapi, saya akui kalau saya menyukainya. Rasanya sayang sekali jika sampai melewatkan adegan demi adegan, karena saya pikir tidak ada kesempatan bagi kita untuk beristirahat demi mengungkap kebenaran.
Tetapi sebuah kejahatan tidak akan selamanya bisa tertutupi. Serapi apapun disembunyikan, akan ada jalan untuk terungkap. Dan bagi seorang Poirot, meskipun kasus ini adalah yang terberat sekalipun, tidak mungkin tidak menemukan jalan keluarnya. Sebuah lubang kecil yang tidak terlihat oleh orang lain atau bahkan tidak dianggap sama sekali, baginya adalah celah untuk menemukan kebenaran.
Bagi kalian penikmat film misteri dan criminal seperti ini, rasanya sangat sayang kalau tidak menonton. Kalian akan merasakan sensasi menjadi detektif, dan berpikir layaknya seorang detektif, hingga kalian merasa penasaran sendiri untuk menentukan pembunuhnya.
Trailer : Official Trailer Murder On The Orient Express
“Carilah sebuah kesalahan kecil untuk menemukan kebenaran yang besar.” – Afreya Leisa
Sumber Gambar : Google
Sumber Video : Youtube
Baca selebihnya »